Usaha Dakwah dan Tabligh Para Walisongo di Tanah Jawa (Indonesia)–Bag.1

Usaha Dakwah dan Tabligh Para Walisongo

Para Wali Songo yang datang ke tanah Jawa bukan sendiri sendiri dan tanpa program beliau meninggalkan keluarga dan kampung halamannya dan bukan sekedar kebetulan beliau berkumpul dengan sahabatnya yang lain. Para Da’i dan Walinya Allah yang masuk ke tanah Jawa ini tidak hanya satu rombongan saja seperti anggapan kebanyakan orang. Sesungguhnya semua ada 5 periode atau 5 rombongan. Dalam 1 rombongan semuanya berjumlah 9 (sembilan) orang dan setiap satu rombongan semuanya memiliki keistimewaan atau keahlian sendiri sendiri.yang sangat Munasib ada yang ahli tata Negara, ahli ilmu Dinniyah atau Agama, ilmu technik, ahli seni, dll.

Periode yang pertama Amir rombongannya adalah Syech Maulana Malik Ibrohim makamnya di Gresik. 2. Syech Maulana Ibrohim As Samarqondi makamnya di Gresik Harjo Tuban. 3. Syech Maulana Ishak makamnya di Aceh. 4. Syech Maulana Ibrohim Jamadil Qubro makamnya di Pamijahan Jabar. 5. Syech Maula Achmad Jamadil Qubro makamnya di Trowulan Mojokerto. 6. Syech Maulana Subakir pulang Palestina. 7. Syech Maulana Sulthon Hasanuddin makamnya di Banten Lama. 8. Syech Maulana ‘Aliyuddin, adik Sulthon Hasanuddin makamnya di gunung Santri Cilegon. 9. Maaf kitabnya terkoyak karena terlalu kuna, hanya beliau pulang ke Tigriets Irak.

Selang 9 tahun Hijriyah datang lagi satu rombongan periode yang ke 2, di pimpin Amir rombongan Syech Maulana Rochmat yang di kenal dengan julukan Raden Rochmat atau Sunan Ampel karena bertempat di Desa Ampel Dento Surabaya. Adapun anggotanya yang sebanyak 8 orang itu kebanyakan anggota yang lama di sebabkan anggota yang lama sudah berkurang karena wafat, yakni Syech Maulana Ibrohim As Samarqondi yaitu ayah Sunan Ampel Syech Maulana Ibrohim Jamadil Qubro sedangkan Syech Subaqir pulang ke Palestina awal tahun ke 8.

Periode yang ke 3 datang pada tahun yang ke 7. Priode yang ke 3 ini di Amiri oleh putra tunggal dari Syech Maulana Ishaq wafat di Aceh pada saat mendirikan sebuah Masjid di Banda Aceh. Adapun menurut Kitab Tarihul Auliya’, Syech Maulana Ainulyaqin adalah pengamal fiqih Al Hanafiyah yang sangat istiqomah seperti ayahnya, dan yang menjadi Ma’mur atau anggota dari rombongan yang ke 3 ini iyalah: 1. Syech Maulana Rohmatulloh yaitu Sunan Ampel, fiqihnya Hanafiyah. 2. Syech Maulana Maghdum Ibrohim atau Sunan Bonang fiqihnya As Syafi’iyah. 3. Syech Maulana Qosim Syarifuddin atau Sunan Drajat Al Hanafiyah. 4. Syech Maulana Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus Al Malikiyah. 5. Syech Maulana Syarif Hidayatulloh atau Sunan Gunung Jati Al Hanafiyah. 6. Syeh Maulana Fatahillah Al Hanafiyah. 7. Syech Maulana Muhammad Sa’id atau Sunan Kali Jaga pengganti Syech Siti Jennar yang kena HUKUM KISHOS karena melanggar tertib Da’wah pada saat itu. 8. Syech Maulana Ainur Rohmat atau Sunan Sendang 9km di sebelah barat dari Makam Sunan Drajat di desa Sendang satu kecamatan dengan Sunan Drajat.

Periode yang ke 4 (empat) Amir rombongannya adalah Syech Maulana Sulthon Fatahillah yang di kenal sebagai Raden Patah cucu dari Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit sendiri, yang Ma’murnya kebanyakan orang lama yaitu: (A) 1. Sunan Giri. 2. Sunan Bonang. 3. Sunan Sendang. 4. Sunan Tembayat. 5. Sunan Geseng. 5. Sunan Kudus. 7. Phai Lie Bang . 8. Syech Maulana Taufiqur Rohman nama Tiong Hwoa-nya K. Cheng Hoo. Perlu di ketahui bahwa ke lima Rombongan ini mulai dari priode yang pertama sampai yang ke lima semuanya di beri BAYAN HIDAYAH atau istilah di dalam kitab Tarihul Aulya’ di BAI’AT di Masjid Nabawi Madinatul Munwwaroh al Arobiyyah Saudiyyah, sedangkan rombongan yang seterusnya sudah tidak di Bayan Hidayah di Masjid Nabawi lagi.

Maaf sedikit diralat pada code (A) adalah urutan priode ke 5 sedangkan code (B) urutan priode ke 4 sebab rusaknya kitab yang kami salin.

Periode rombongan yang ke 5 (lima) di Amiri oleh Syech Maulana Umar Syahid atau Sunan Muriya As Syafi’iyah putra Sunan Kali Jaga yang pada saat itu ber-usia 25th. Adapun urutannya ada pada code (A). (B) 1. Sunan Giri. 2. Sunan Bonang. 3. Sunan Drajat. 4. Sunan Sendang. 5. Sunan Gunung Jati 6. Sunan Muriya yang ber-usia 19th. 7. Syech Maulana Taufiqur Rohman yang nama Tiong Hwoa-nya K. Cheng Hoo As Syafi’iyah. 8. Sunan Kudus. di Kerajaan Demak sudah di dirikan Masjid yang menjadi Markaz beliau dan sudah sering di datangkan dari Negeri Ghujarod lndia sekarang. Dan juga karena tekanan dari misionaris dari Nederland, Portugis, dan Inggris yang menjajah Asia sehingga sangat banyak Ulama yang di bantai oleh mereka. Untuk menyiasati kejahatan orang orang kristian pada saat itu para Da’i kita untuk keluar di Jalan Allah sekarang di sebut Khuruj Fii Sabilillah tidak di batasi sebanyak 9 (sembilan) orang lagi dalam satu rombongan, namun program dan tertib Da’awah awal tetap di jalankan dengan Istiqomah. Seperti Nishob, rute perjalanan, program Silatur Rohmi wilyah yg jadi tujuan, Musyawaroh, Ta’lim, tetap di jalankan seperti bisanya seolah olah tak pernah terjadi suatu apapun tetap TAWAJJUH dan tidak terkesan dengan keadaan di luar lingkungan program putusan musyawaroh. Tarjet utamanya adalah Da’wah jadi siapapun manusianya di ajak ber-Tuhan kepada Allah SWT dan ber-‘Amal Sholeh. Tidak ber-tuhan kepada Mahluq !

(Sumber diambil dari web http://imambuchorimusliem.wen.ru/menu/tb11.html)

5 comments so far

  1. Fajar Harguna on

    Allahuakbar!
    Jazakallahu pak… sungguh pengorbanan mereka telah menjadi asbab hidayah, sehingga saya sekeluarga dan kita semua orang2 di seluruh Indonesia memeluk islam.

  2. sulthon on

    subhanallah

  3. ajakan dakwah salafus shalih..

    Assalamualaykum saudaraku..
    Terimakasih atas silaturahimnya ke gubug saya ini..Dan juga terimakasih atas ajakannya..

    .

  4. Haitan Rachman on

    Sdr. dan Teman-Teman,

    Kajian atau studi terhadap sejarah yang dilakukan terhadap para Ulama sepuh yang menda’wahkan ini merupakan kajian yang memberikan wacana terhadap kita di Indonesia. Memang saat ini lebih banyak dengan karomah-karomahnya, yang kadangkala boleh ditambah-tambah seperti dapat kita lihat dalam film-film yang berkaitan dengan ulama sepuh.

    Tetapi sejarah tetap mencatat perihal peran dari para Ulama tersebut, dan kita di Indonesia banyak mempelajarinya. Termasuk juga dengan kalangan muslimin di malaysia, karena hal itu merupakan warisan sejarah yang terdapat di tataran Nusantara.

    Kajian itu menunjukan satu perjalanan yang boleh memberikan keterbukaan terhadap kepahaman kita bagaimana Islam itu dapat disebarkan di Indonesia. Hanya saja jelas perjalanan Ulama itu tidak dapat ditetapkan waktunya, apalagi di jaman itu kendaraan tidak secepat sekarang.

    Di jaman itu dari Aceh ke Jawa saja memerlukan waktu yang cukup lama, sekarang bisa hanya 2-3 jam. Apalagi kalau sampai menelusuri ke desa-desa yang ada di jawab saat itu, tidak ada jalan yang sebaik sekarang tentunya.

    Jadi jika ada orang yang masih mempermasalahkan perihal khuruj atau keluar ini sebagai hal-hal yang bertentangan dengan agama yang mulia Al-Islam, perlu dipertanyakan perihal analisa kerangka berpikir yang dikembangkan untuk perihal khuruj yang dikenal dalam usaha da’wah.

    Karena kenapa hanya khuruj yang dianalisa dengan kerangka berpikirnya? Sebaiknya juga harus menganalisa perihal program pendidikan S1, S2 dan S3, untuk gelar-gelar kesarjanaan itupun mempunyai waktu dan metoda yang tidak ada di jaman Rasulullah SAW. Dan banyak Ulama sendiri yang mendapatkan tingkat kesarjaan itu sendiri, padahal pola pendidikan itu sangat jelas berasal dari dunia barat.

    Sehingga dengan analisa analia kajian dan wacana terhadap perjalanan para Ulama di Indonesi beberapa abad yang lalu memberikan kepahaman kenapa Islam bisa tersebar di Nusantara itu.

    Terimakasih,
    Haitan Rachman
    http://usahadawah.com

  5. Azwar on

    InsyAllah 4 bulan negri jauh


Leave a reply to Haitan Rachman Cancel reply